Struktur
Para penulis pemula seringkali disarankan untuk menggunakan pengandaian berikut
ini ketika mulai menyusun cerpen mereka:
- Taruh
seseorang di atas pohon.
- Lempari
dia dengan batu.
- Buat
dia turun.
Kelihatannya aneh, tapi coba Anda pikirkan
baik-baik, karena saran ini bisa diterapkan oleh penulis mana saja. Nah, ikuti
langkah- langkah perencanaan seperti yang disarankan di bawah kalau Anda ingin
menulis cerpen-cerpen yang hebat.
Perencanaan
Cerpen
Taruh seseorang di atas pohon: munculkan sebuah keadaan yang harus dihadapi
tokoh utama cerita.
Lempari dia dengan batu: Dari keadaan sebelumnya, kembangkan suatu masalah yang
harus diselesaikan si tokoh utama tadi. Contoh: Kesalahpahaman, kesalahan
identitas, kesempatan yang hilang, dan sebagainya.
Buat dia turun: Tunjukkan bagaimana tokoh
Anda akhirnya mengatasi masalah itu. Pada beberapa cerita, hal terakhir ini
seringkali juga sekaligus digunakan sebagai tempat memunculkan pesan yang ingin
disampaikan penulis. Contoh: Kekuatan cinta, kebaikan mengalahkan kejahatan,
kejujuran adalah kebijakan terbaik, persatuan membawa kekuatan, dsb.
Ketika Anda selesai menulis, selalu (dan selalu) periksa kembali pekerjaan Anda
dan perhatikan ejaan, tanda baca dan tata bahasa. Jangan menyia-nyiakan kerja
keras Anda dengan menampilkan kesan tidak profesional pada pembaca Anda.
Praktekkan perencanaan sederhana ini pada
tulisan Anda selanjutnya.
Tema
Setiap tulisan harus memiliki pesan atau arti yang tersirat di dalamnya. Sebuah
tema adalah seperti sebuah tali yang menghubungkan awal dan akhir cerita dimana
Anda menggantungkan alur, karakter, setting cerita dan lainnya. Ketika Anda
menulis, yakinlah bahwa setiap kata berhubungan dengan tema ini.
Ketika menulis cerpen, bisa jadi kita akan
terlalu menaruh perhatian pada satu bagian saja seperti menciptakan penokohan,
penggambaran hal-hal yang ada, dialog atau apapun juga, untuk itu, kita harus
ingat bahwa kata-kata yang berlebihan dapat mengaburkan inti cerita itu
sendiri.
Cerita yang bagus adalah cerita yang mengikuti sebuah garis batas. Tentukan apa
inti cerita Anda dan walaupun tema itu sangat menggoda untuk diperlebar, Anda
tetap harus berfokus pada inti yang telah Anda buat jika tidak ingin tulisan
Anda berakhir seperti pembukaan sebuah novel atau sebuah kumpulan ide-ide yang
campur aduk tanpa satu kejelasan.
Tempo
Waktu
Cerita dalam sebuah cerpen yang efektif biasanya menampilkan sebuah tempo waktu
yang pendek. Hal ini bisa berupa satu kejadian dalam kehidupan karakter utama
Anda atau berupa cerita tentang kejadian yang berlangsung dalam sehari atau
bahkan satu jam. Dan dengan waktu yang singkat itu, usahakan agar kejadian yang
Anda ceritakan dapat memunculkan tema Anda.
Setting
Karena Anda hanya memiliki jumlah kata-kata yang terbatas untuk menyampaikan
pesan Anda, maka Anda harus dapat memilih setting cerita dengan hati-hati.
Disini berarti bahwa setting atau tempat kejadian juga harus berperan untuk
turut mendukung jalannya cerita. Hal itu tidak berarti Anda harus selalu
memilih setting yang tipikal dan mudah ditebak. Sebagai contoh, beberapa
setting yang paling menakutkan bagi sebuah cerita seram bukanlah kuburan atau
rumah tua, tapi tempat-tempat biasa yang sering dijumpa pembaca dalam kehidupan
sehari-hari mereka. Buatlah agar pembaca juga seolah-olah merasakan suasana
cerita lewat setting yang telah dipilih tadi.
Penokohan
Untuk menjaga efektivitas cerita, sebuah cerpen cukup memiliki sekitar tiga
tokoh utama saja, karena terlalu banyak tokoh malah bisa mengaburkan jalan
cerita Anda. Jangan terlalu terbawa untuk memaparkan sedetail-detailnya latar
belakang tiap tokoh tersebut. Tentukan tokoh mana yang paling penting dalam
mendukung cerita dan fokuskan diri padanya. Jika Anda memang jatuh cinta pada
tokoh-tokoh Anda, pakailah mereka sebagai dasar dalam novel Anda kelak.
Dialog
Jangan menganggap enteng kekuatan dialog dalam mendukung penokohan karakter
Anda, sebaliknya dialog harus mampu turut bercerita dan mengembangkan cerita
Anda. Jangan hanya menjadikan dialog hanya sebagai pelengkap untuk menghidupkan
tokoh Anda. Tiap kata yang ditaruh dalam mulut tokoh-tokoh Anda juga harus
berfungsi dalam memunculkan tema cerita. Jika ternyata dialog tersebut tidak
mampu mendukung tema, ambil langkah tegas dengan menghapusnya.
Alur
Buat paragraf pembuka yang menarik yang cukup membuat pembaca penasaran untuk
mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Pastikan bahwa alur Anda lengkap,
artinya harus ada pembukaan, pertengahan cerita dan penutup. Akan tetapi, Anda
juga tidak perlu terlalu berlama-lama dalam membangun cerita, sehingga klimaks
atau penyelesaian cerita hanya muncul dalam satu kalimat, dan membuat pembaca
merasa terganggu dan bingung dalam artian negatif, bukannya terpesona. Jangan
pula membuat "twist ending" (penutup yang tak terduga) yang dapat
terbaca terlalu dini, usahakan supaya pembaca tetap menebak-nebak sampai
saat-saat terakhir. Jika Anda membuat cerita yang bergerak cepat, misalnya
cerita tentang kriminalitas, jagalah supaya paragraf dan kalimat-kalimat Anda
tetap singkat. Ini adalah trik untuk mengatur kecepatan dan memperkental nuansa
yang ingin Anda sajikan pada pembaca.
Baca
ulang
Pembaca dapat dengan mudah terpengaruh oleh format yang tidak rapi,
penggunanaan tanda baca dan tata bahasa yang salah. Jangan biarkan semua itu
mengganggu cerita Anda, selalu periksa dan periksa kembali.